- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Memasuki akhir pekan terakhir Januari 2023, malamnya saya terjaga karena pelantikan salah satu kepanitiaan di kampus. Saya kembali ketika matahari telah terbit lagi, ke kamar hanya untuk mandi dan sarapan, kemudian bergegas berkumpul dengan teman-teman asrama lagi untuk kegiatan utama saya Sabtu itu: usrah ke tempat Kang Yudhia.
Sebelum pematerian, kami dijamu terlebih dahulu dengan kupat tahu, seperti memastikan jangan sampai kami belajar dalam keadaan laparーyang ada malah memikirkan perut, bukan apa yang disampaikan oleh Kang Yudhia.
Beliau juga "membuka" pertemuan dengan ramah dan akrabーmenyapa Luqman yang tengah mempersiapkan presentasi visi dan misinya.
Sampai akhir pematerian, atau rasanya lebih tepat disebut diskusi, obrolan terasa hangat dan interaktif; terkadang tertawa tergelak, terkadang mematung merenung. Ringkasan dari highlight dari yang disampaikan Kang Yudhia adalah sebagai berikut:
• Lebih baik benar tapi kalah darpada salah dan menang karena kalau udah salah, bisa keterusan salahnya sampai tindakan;
• Luruskan niat: mencari kebenaran, bukan memenangkan debat;
• Pokoknya percaya diri dengan batas. Punya nyali untuk melakukan sesuatu. Kalau berani jangan tanggung-tanggung, kalau tanggung jangan berani-berani. Kalau berhasil, jangan sombong, jaga hati dari rasa bangga. Kalau salah, akui dan perbaiki. Bertanggung jawab. No hard feeling kalau disalahkan;
• Kerja dan berdoa. Pokoknya ikhtiar dulu, rezeki segratis apapun harus dijemput. Berdoa juga untuk bisa membantu orang lain tanpa khawatir memikirkan harta, berdoa punya rasa syukur, dicukupkan, dan tidak rakus. Kalau masih takut dan khawatir, tandanya lupa atau gak yakın sama Allah, padahal seperti dalam Qur'an surah Maryam, gak pernah kecewa kalau berdoa ke Allah.
• Kalau ada anggota tim yang salah, diingatkan, diajari. Kalau tidak bisa, seperti kaki yang tersebar virus, diamputasi saja;
• Tambah kesibukan dalam kebaikan supaya tidak melakukan maksiat. Walaupun capek, ingat bahwa tidur itu sebenarnya nikmat, tapi kalau capeknya dunia gak diambil ya tidur jadi gak nikmat;
• Berdoa supaya bisa menjadikan menolong orang itu hobi, dan ingat siapa yang menolong orang lain maka Allah akan menolongnya. Jangan hanya bernafsu menghadirkan solusi, tapi menemani menikmati proses. Berbaik sangka ke Allah, berburuk sangka ke diri sendiri;
• Pahami alasan memilih atau menyerah; bertahanlah karena alasan memilih lebih banyak;
• Jaga sholat. Sekalipun malam mabuk, subuh tetap salat;
• Fokus. Satu-satu dulu bisnis dimatangkan, dibuat sistem yang autopilot.
Pesan-pesan yang disampaikan sangat mengena ke hati karena pemberi materi seperti orang tua yang menasihati anaknya, yang dikenalnya dengan baik, yang disayangi sepenuh hati. "Semuanya daging!" kalau kata muda-mudi zaman sekarang.
Materi juga sangat mudah diterima karena sepaket dengan contoh real dari perspektif seseorang yang jatuh, gagal, dan tidak sempurna. Tidak muluk-muluk, misal, sejak awal salat sudah harus khusyuk, di awal waktu, berjamaah; justru, yang terpenting salat dulu, dan seiring waktu lebih baik, tanpa menafikan manusia pun adakalanya futur. Tapi tetap, apapun masalahnya, selalu ada solusinya. Contoh, karena iman manusia pasti naik-turun, itulah mengapa kita perlu saling mengingatkan dan diingatkan.
Cara Kang Yudhia menyampaikan, "Jadi, percaya diri aja, ya?" seraya menjaga kontak mata dan memasang ekspresi seolah berkata, "Kamu pasti bisa, kok," juga sangat membekas dan membuat saya senang,
bahkan melahirkan semangat dalam diri saya, jika punya kesempatan menjadi seseorang yang membagikan ilmu ke adik-adikーatau anak-anakーnanti, untuk memberikan pengalaman serupa usrah Sabtu pagi itu.
Bonus:
Komentar
Posting Komentar