Langsung ke konten utama

conflict

Politik Islam

Tugas ini ditulis untuk mata kuliah KU2061-19 Agama dan Etika Islam Zahra Annisa Fitri (15419031). 

[1]

Sistem pemilihan presiden di Amerika Serikat tidak ditentukan melalui suara rakyat terbanyak, tetapi melalui Electoral College (Dewan Elektoral). Ketika orang-orang Amerika pergi ke TPS, mereka sebenarnya memilih sekelompok pejabat yang akan menduduki Electoral College. Selain itu, terdapat negara bagian yang disebut swing state yang didefinisikan sebagai negara-negara bagian kompetitif yang menjadi kunci penentu pemenangan pemilihan presiden. Kedua partai tersebut adalah Demokrat dan Republik yang memiliki kekuatan berimbang dan peluang sama untuk memenangkan swing states. Saya menyimpulkan bahwa masyarakat tetap memiliki suara dan hak memilih yang kemudian direpresentasikan kembali oleh lembaga yang telah disebutkan. Pemilihan presiden sendiri adalah wujud demokrasi yang melibatkan masyarakat. Oleh karena itu, pandangan saya terhadap proses pemilihan presiden di Amerika Serikat ditinjau dari kacamata ilmu politik yang dipaparkan hari ini adalah saya masih menyetujui karena meskipun sistemnya berbeda, sistem demokrasi yang digunakan masih menjamin warga negara Amerika Serikat akan sejumlah hak asasi, khususnya dalam memilih pemimpin yang akan memandu keberlangsungan negara tersebut. Selain itu, sudah tentu hak-hak demokrasi yang dijanjikan tertulis juga dalam hukum tertulis Amerika Serikat, bahkan dalam suatu dokumen konstitusional, sehingga meminimalisasi kemungkinan adanya khianat oleh negara terhadap rakyat.

[2]

Pandangan saya terhadap hubungan negara dan agama menurut pandangan ilmu politik Islam adalah cenderung kepada kelompok ketiga yang mengakui bahwa di dalam Islam terdapat ajaran tentang politik dan bernegara, tetapi hanya menyangkut prinsip-prinsipnya saja, tidak menjelaskan secara eksplisit bentuk negara, dasar negara, dan ketatanegaraan lainnya. Hal tersebut bersifat fleksibel dengan keadaan negara dan masyarakatnya masing-masing. Tuntutan al-Qur’an tentang kehidupan bernegara sendiri tidak menunjuk pada model tertentu. Yang terpenting, prinsip-prinsip yang terdapat dalam al-Qur’an harus ditransformasikan dalam rumusan kenegaraan. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah nilai-nilai yang universal dan absolut seperti nilai keadilan, kebebasan dan persamaan, toleransi, musyawarah, dan lain-lain. Dengan demikian, saya memandang bahwa negara dan agama bukanlah dua hal yang saling lepas. Hubungan antara negara dan agama sangat erat dan terkait dalam berbagai aspeknya, terutama di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjamin kehidupan beragama yang merdeka dan mendasarkan kehidupan bernegara atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Islam sendiri, agama (din) adalah pemberi petunjuk sehingga sifatnya memberi keselamatan bagi masing-masing penganutnya, termasuk di dalamnya untuk kesejahteraan dan kedamaian masyarakat dalam sebuah negara. Akan tetapi, tetap disarankan agar diskursus tentang hubungan negara dan agama terus dilanjutkan sehingga akan ditemukan rumusan yang lebih akurat lagi tentang rekonsiliasi negara dan agama yang pada gilirannya akan menciptakan kemaslahatan bersama dan akan mengantar kepada suasana kehidupan masyarakat madani.

[3]

Pandangan saya terhadap hubungan negara dengan ekonomi dan kesejahteraan bangsa dalam politik Islam: konsep kesejahteraan Islam adalah konsep kesejahteraan yang paling komprehensif karena memandang pula kebutuhan moril dan spiritual di samping kebutuhan materiil. Kebutuhan moril dan spiritual yang dimaksud adalah perlindungan terhadap agama (din), diri (nafs), akal, keturunan (nasl), harta benda (maal), dan bukan hanya berdimensi saat ini (duniawi), tetapi juga berdimensi masa depan (ukhrawi). Namun, dari sisi ekonomi, saya setuju jika negara memainkan peranan penting untuk memastikan laju ekonomi ada dalam kondisi yang seimbang. Selain itu, negara juga berperan mengelola harta negara untuk semaksimal kepentingan masyarakat, baik dengan (a) memenuhi prasarana minimal pembangunan sebuah negara yang melindungi dan mengamankan agama, budaya, ekonomi dan kepentingan politik, (b) meningkatkan administrasi publik dan fungsi-fungsi pemerintahan, (c) mengusahakan agar individu-individu dapat memenuhi kebutuhannya sehingga tercipta suasana perekonomian yang kondusif, serta (d) mengusahakan keadilan ekonomi dan sosial dengan cara pemerataan sumber daya ekonomi. Negara juga harus mengadakan sistem jaminan sosial untuk menjamin hak masyarakat atas sumber kekayaan. Terkait dengan situasi saat ini, menurut saya Indonesia sudah mengatur tentang perekonomian nasional serta mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat, sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini sejalan dengan konsep kesejahteraan Islam. Yang membedakan hanyalah peraturannya yang tidak seutuhnya sama dengan peraturan syariah. Namun, hal tersebut sudah diakomodasi oleh keberadaan berbagai lembaga di Indonesia, seperti Kementerian Agama, MUI, dan lain-lain. Hanya saja, masyarakat muslim di negara yang tidak menganut hukum syariat seperti Indonesia harus lebih berhati-hati dan mengedukasi diri agar tetap bisa menjalankan perekonomian rumah tangga masing-masing dengan tidak menyalahi syariat, misalnya dengan tidak jatuh kepada riba, yang sejumlah negara masih biarkan karena tidak menerapkan seutuhnya hukum syariat. 


Referensi

Badu, M. N. (2015). Demokrasi dan Amerika Serikat. The POLITICS: Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 1(1), 9-22.

Hamzah, H., & Katu, S. (2020). Pemikiran Islam tentang Hubungan Negara dengan Agama. Dirasat Islamiah: Jurnal Kajian Keislaman, 1(1), 59-80.

Kompas. INFOGRAFIK: Mengenal Sistem Pemilihan Presiden di Amerika Serikat. Diakses dari https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/04/200400465/infografik--mengenal-sistem-pemilihan-presiden-di-amerika-serikat, pada 11 November 2020.

Mulyana, R. A. (2017). Peran negara untuk mewujudkan kesejahteraan dalam kerangka maqashidus syariah. Al-Urban: Jurnal Ekonomi Syariah Dan Filantropi Islam, 1(2), 155-175.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download Digimon Adventure 01 (1 - 54 [END]) Subtitle Indonesia

Minna, ohayou! Kesempatan kali ini, Miichan ingin membagikan link   download  untuk anime   Digimon , tepatnya yang season  1, yaitu Digimon Adventure 01. Apa kalian pernah dengar? Mungkin untuk 'Digimon' keseluruhan ( yang mencakup 7 season ) kalian pernah mendengar atau malah menontonnya. Terlebih lagi Digimon Xros War ( Miichan kurang tahu itu season ke berapa ) saat ini tengah ditayangkan di Indosiar. (Baca juga yuk >>  Apa Itu Digimon? ) Tetapi, Digimon Adventure 01 adalah season paling pertama yang mungkin tidak begitu terkenal lagi sekarang. Meskipun begitu, setelah Miichan survei, banyak penyuka Digimon yang mengaku season inilah yang paling seru, bersama dengan Digimon Xros War. Dahulu, season ini juga ditayangkan di Indosiar. Sekitar 6 - 7 tahun yang lalu kalau tidak salah, saat Miichan masih kelas 2 - 3 SD '-' Menurut Miichan, rating  Digimon Adventure 01 ini K+. Genre nya adalah adventure , friendship , dan fantasy . Di Digimon Adve...

[Mitos] Rahasia Minmie

Konban wa~ Miichan lagi melihat-lihat artikel terbaru dari blog yang Miichan ikuti di beranda  blogger.com  dan menemuka artikel ini bersumber dari  sini . Nee , awalnya Miichan juga terkejut membacanya mengenai Minmie. Siapa yang tidak tahu Minmie coba? Miichan yakin semuanya pasti tahu. Banyak pernak-pernik, aksesoris, dan barang-barang yang berhiaskan atau ber cover  karakter kawaii  yang satu ini. Tapi dibalik ketenaran dan kecantikannya ini, apa banyak yang tahu misteri dibalik karakter ini? Apa kalian pernah berpikir kenapa mata Minmie selalu merem? Apa dia punya eyesmile kah? Dan kenapa lidahnya melet sedikit?

Writing This Because I Rarely See Them Anymore

Do you ever feel like you're still on holiday, waiting to return to the classroom and see your friends again? It's a strange feeling, isn't it? For me, it's a constant thought, even though graduation is already in the past. The two years of the pandemic stole precious moments from me, moments I could have spent in a real classroom. It feels like just yesterday I was sitting behind my friends, listening to the professor, and marveling at my classmates, thinking, "Wow, they're so smart. What will they become in the future?" Well, now I'm living in that future. It's only been a year since graduation, but through social media, I see my friends thriving. Some work at consulting agencies, some are in government roles, others have stayed in academia, while some have ventured into business or banking. I'm a real adult now, with real responsibilities and priorities. It's surreal to realize that I can't just meet up with my friends easily anymore...