Langsung ke konten utama

conflict

Saat Aku Memimpin

Aku masih mengenakan seragam putih abu saat itu, saat dibawa ke sebuah klinik tes kepribadian. Yang masih kuingat — selain kata-kata dia punya potensi bunuh diri — adalah pernyataan, “Dia tangan kanan yang baik, tapi bukan seorang pemimpin.”

Pikirku terbang mengulas kembali yang telah lalu. Sekretaris, bendahara — aku memang tidak pernah mengajukan diri sebagai ketua. Kecuali, satu kali.. tidak mengajukan diri juga, sih. Tiba-tiba saja aku ditunjuk — penuh dengan keterpaksaan — menjadi ketua untuk sebuah gerakan di sekolah. Akhirnya gerakan itu berantakan, tidak selesai, dan sejak itu aku kehilangan sedikit-banyak kepercayaan diri untuk memberi komando.

Pura-puranya melipur lara, aku mencoba menutup mata dan tenggelam, merasai nyaman terbenam dalam kalimat, “Ambisi orang-orang seperti ini bukan menjadi orang nomor satu. Sepanjang merasa berguna dan diberdayagunakan, dia bahagia. Bahagia itu yang menjadi targetnya.”

Seiring ucapan itu berngiang di telingaku, dua tiga kepanitiaan di permulaan kuliah berlalu. Aku menghela napas lega menjadi anggota biasa. Toh “aku” tidak berambisi menjadi nomor satu, kan?

Akan tetapi, tatkala aku mengikuti seminar dan tes psikologi lainnya — tepatnya baru-baru ini — aku menyadari bahwa motivasiku untuk bergerak tidak selalu lahir dari dalam diri. Aku akan takut, tapi tekanan dari luar sangat ampuh membuatku beranjak dan mulai menjadi berguna.

Aku ingin berguna, sayangnya menjadi anggota biasa seringkali melenakan karena alpanya tekanan. Jika begitu, aku harus mencari posisi yang dibebani tekanan alias tanggung jawab lebih.

“Komandan bertanggung jawab atas pasukannya juga.”

Aku bergidik, tapi aku ingin berguna. Keras kepala sekali, sih, tapi aku ingin berguna; katanya itu yang membuatku bahagia, kan?

Pada suatu pagi yang malas, aku terbangun menyadari bahwa sebenarnya aku gusar. Aku merindukan adrenalinku dipacu karena tekanan ini itu. Aku lebih “bahagia” tidur tiga jam setelah bekerja rodi dibanding tidur sepuluh jam karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Keinginan semacam apa ini, harusnya bersyukur saja bisa beristirahat dengan tenang, batinku bertambah gusar, tapi aku tahu dia tidak berbohong.

Aku meletakkan jempol di pergelangan tangan, merasakan denyut nadi yang mengalirkan darah. Lantas tiga bulan terakhir pada 2019, aku menceburkan diri untuk menjawab tanya, “Memangnya setidak bisa itu; semustahil itu? Lantas kenapa kalau aku tidak memiliki darah seorang pemimpin?”

Aku bertanya di depan kaca, memasang ekspresi serius, lalu terbahak sendiri seolah-olah aku akan memimpin one world government, tapi hei — kau serius, kan? Sebenarnya kau menyimpan luka, kan? Meskipun tidak tahu entah luka karena kegagalan hari itu atau luka karena dikatakan Zahra tidak dilahirkan sebagai seorang pemimpin, edisi menantang diri ini adalah ajang pembuktian, ajang penyembuhan— 

 — atau jangan-jangan ajang penyayatan luka lebih dalam?

Memimpin adalah menderita, katanya. Namun, derita bisa diolah menjadi cerita, kan? Seperti nasi yang sudah menjadi bubur, jika memang begitu, jadikan bubur ayam saja.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download Digimon Adventure 01 (1 - 54 [END]) Subtitle Indonesia

Minna, ohayou! Kesempatan kali ini, Miichan ingin membagikan link   download  untuk anime   Digimon , tepatnya yang season  1, yaitu Digimon Adventure 01. Apa kalian pernah dengar? Mungkin untuk 'Digimon' keseluruhan ( yang mencakup 7 season ) kalian pernah mendengar atau malah menontonnya. Terlebih lagi Digimon Xros War ( Miichan kurang tahu itu season ke berapa ) saat ini tengah ditayangkan di Indosiar. (Baca juga yuk >>  Apa Itu Digimon? ) Tetapi, Digimon Adventure 01 adalah season paling pertama yang mungkin tidak begitu terkenal lagi sekarang. Meskipun begitu, setelah Miichan survei, banyak penyuka Digimon yang mengaku season inilah yang paling seru, bersama dengan Digimon Xros War. Dahulu, season ini juga ditayangkan di Indosiar. Sekitar 6 - 7 tahun yang lalu kalau tidak salah, saat Miichan masih kelas 2 - 3 SD '-' Menurut Miichan, rating  Digimon Adventure 01 ini K+. Genre nya adalah adventure , friendship , dan fantasy . Di Digimon Adve...

[Mitos] Rahasia Minmie

Konban wa~ Miichan lagi melihat-lihat artikel terbaru dari blog yang Miichan ikuti di beranda  blogger.com  dan menemuka artikel ini bersumber dari  sini . Nee , awalnya Miichan juga terkejut membacanya mengenai Minmie. Siapa yang tidak tahu Minmie coba? Miichan yakin semuanya pasti tahu. Banyak pernak-pernik, aksesoris, dan barang-barang yang berhiaskan atau ber cover  karakter kawaii  yang satu ini. Tapi dibalik ketenaran dan kecantikannya ini, apa banyak yang tahu misteri dibalik karakter ini? Apa kalian pernah berpikir kenapa mata Minmie selalu merem? Apa dia punya eyesmile kah? Dan kenapa lidahnya melet sedikit?

Writing This Because I Rarely See Them Anymore

Do you ever feel like you're still on holiday, waiting to return to the classroom and see your friends again? It's a strange feeling, isn't it? For me, it's a constant thought, even though graduation is already in the past. The two years of the pandemic stole precious moments from me, moments I could have spent in a real classroom. It feels like just yesterday I was sitting behind my friends, listening to the professor, and marveling at my classmates, thinking, "Wow, they're so smart. What will they become in the future?" Well, now I'm living in that future. It's only been a year since graduation, but through social media, I see my friends thriving. Some work at consulting agencies, some are in government roles, others have stayed in academia, while some have ventured into business or banking. I'm a real adult now, with real responsibilities and priorities. It's surreal to realize that I can't just meet up with my friends easily anymore...