- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Terakhir,
dia tak henti membuat hatiku berdesir,
pun tak henti membuat otakku berpikir.
.
.
Seiring jam berpindah, waktu berlangkah,
kita berubah.
Namun, memori yang perlahan enyah
tidak pula berubah,
'kan?
Kita belum berjumpa,
belum bertukar sapa.
Aku tak tahu, tapi.. pesonamu
membubung tak terbendung, hari itu.
Lantas, esoknya adalah pertemuan hati,
yang menjadikanku aku hari ini.
Cinta membuatmu buta, katanya,
dan adakalanya benar.
Namun, cinta tak bisa kau salahkan, katanya;
itu pun adakalanya benar.
Lantas, tatkala mata merabun tertutup asmara,
kupertajam indra yang tersisa.
P e n d e n g a r a n.
P e n c i u m a n.
P e r a b a.
P e r a s a.
Terakhir, sebuah tambahan,
i n t u i s i
--mengajukan pinta pada Tuhan untuk membisiki hati,
apakah kebutaanku membuatmu terbawa dan memanduku ke jalan yang benar
ataukah kebutaanku membuatmu tertawa dan membiarku rentan pun ganar?
.
.
Jika cinta tak bisa kau salahkan,
sebelumnya mesti kau pastikan memang tidak salah.
Kalau-kalau salah,
tak masalah,
cukup jangan berbelok ke arah yang salah—
—lagi.
Terakhir?
BalasHapusKonotatif kok ^^
Hapus