- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Nee, minna!
Miichan udah lama banget, kan, nggak ngepost fanfic di sini? Karena kangen (?), Miichan putuskan untuk mempublikasikan fanfic SnK pertama Miichan dengan pairing LeviHan atau Rivaille Ackerman X Hange Zoe. Tapi tetap.. pair favorit Miichan adalah Rivetra. Jadinya fanfic ini tidaklah bergenre romance sama sekali. Maaf, ya?
Oh ya, fanfic ini juga menjadi jawaban atas request dari seorang anonim ^^
Peringatan: Fanfic ini akan menjadi sedikit membingungkan bila kamu belum membaca manga Shingeki no Kyojin.
Miichan udah lama banget, kan, nggak ngepost fanfic di sini? Karena kangen (?), Miichan putuskan untuk mempublikasikan fanfic SnK pertama Miichan dengan pairing LeviHan atau Rivaille Ackerman X Hange Zoe. Tapi tetap.. pair favorit Miichan adalah Rivetra. Jadinya fanfic ini tidaklah bergenre romance sama sekali. Maaf, ya?
Oh ya, fanfic ini juga menjadi jawaban atas request dari seorang anonim ^^
Peringatan: Fanfic ini akan menjadi sedikit membingungkan bila kamu belum membaca manga Shingeki no Kyojin.
THE CONVERSATION AFTER THAT REUNION
“Levi!” Kuserukan namanya untuk kesekian kali
di sore menjelang senja ini. Tapi ia acuh tak acuh, hanya terus berjalan
menjauhiku seolah tak ada sosokku di belakangnya. Sembari mendecih kesal karena
sikapnya, kulangkahkan kakiku lebih cepat untuk mengejarnya. Kemudian terdengar
suara keras–pukulan tangan kananku–dari bahu kirinya.
Matanya memicing sinis ke arahku,
seperti hendak membunuh segara. Tangannya sudah siap sedia menebas leherku, dibuktikan
dengan pedang yang telah digenggamnya erat.
“Kau mau dibunuh ditempat?” lirihnya.
Aku bergidik.
“Levi! Kondisimu aneh! Cepat
istirahat sekarang sebelum kau jadi gila, kau tahu?” ujarku sambil meraih salah
satu tangannya, lalu menariknya cepat. Keselamatan umat manusia bisa terancam
kalau prajurit terkuat sejagat ini tidak waras. Tapi ia malah melepas tangannya
dengan kasar. Tatapannya semakin menusuk padaku.
“Kau mau kubunuh atau tidak!?”
“Ada apa denganmu, Levi!?” Mataku
membelalak saat ia benar-benar menarik pedangnya di koridor yang sepi ini. Dia
memang sering mengancamku, tapi ini sudah kelewatan. Aku mencoba maju
selangkah.
“Maju sekali lagi dan rasakan pedang
ini,”
Ah, memang orang yang jarang bicara
akan menjadi banyak bicara tidak jelas kalau sudah seperti ini. Aku kembali
berteriak padanya, “Kau frustrasi, Levi!”
“Diam kau, Hange!”
Pedang itu semakin mendekatiku. Aku
belum mau mati, apalagi jika di tangan manusia yang merupakan temanku sendiri.
Oh, jangan mengada-ngada! Aku mundur beberapa langkah tanpa memalingkan
pandangan dari wajahnya. Ya, wajah Levi dihiasi mata yang terlihat lebih berat
dan kelam dari biasanya. Keduanya menatapku tajam. Sama tajamnya dengan pedang
yang akan menjadi alasan aku mati jika aku terlalu gegabah.
Oh, tidak. Dia benar-benar serius.
Aku akan dibunuh!
“Oke, oke, Levi. Aku mundur. Tapi,
kau kenapa?”
“Apa pedulimu?”
Aku menggertakkan gigiku kesal. “Aku
rekanmu, jadi katakan sekarang!”
“Kau bukan atasanku jadi jangan
memerintahku, penggila titan!”
“Levi, katakan!”
“Kau tahu apa?”
Aku terdiam, tapi langsung kembali
membuka mulut. “J–Jangan menganggapku remeh, ya. Aku tahu!”
Korporal pendek di depanku–Levi,
menyipitkan matanya yang sudah sipit dan mengerutkan dahinya. Ia mendecih saat
menatap mataku. Sebenarnya aku ingin bilang kepadanya untuk jangan terus
menerus marah agar tidak semakin terlihat tua, tapi aku masih sayang dengan
nyawaku sendiri.
“Kau frustasi kehilangan seluruh
anggota regumu–Erd, Gunther, Auruo, Petra–oh, terkecuali Eren, sih. Meskipun
begitu, aku mempersilakan dirimu untuk memenggal leherku kalau itu salah,
paham?”
Iris mata yang gelap itu membulat,
terlihat gelapan sejenak, tapi kemudian memasukkan pedang tanpa berkata apa-apa
lagi. Ia berbalik badan dan kembali berjalan meninggalkanku seperti sebelumnya
setelah berucap.
“Kalau begitu, pergilah. Aku mau
istirahat. Jangan mengganggu,”
Tanganku hampir mencapai pundaknya.
“Pergilah!”
“Lev–”
“Kau dengan otak udangmu memang tahu,
tapi hanya sebatas itu! Karenanya, jangan merepotkan orang lain untuk mengetahui
yang lainnya! Apa kau harus terus
menerus menguntit? Aku bukan penjahat atau apapun itu yang perlu kau
interogasi!”
“Tapi–”
“Besok regu baruku akan dibentuk
menggantikan yang lama. Jadi semua akan tetap bbaik. Dan juga, aku tidak perlu mengusirmu
lagi, kan?”
“Bebanmu terlalu banyak, Levi,”
Levi seketika terdiam di tempat
mendengar bisikanku. Tidak membantah ataupun mengelak. Hanya mulai melangkahkan
kaki pelan menjauhiku. Aku rasa tidak begitu baik untuk menginterogasinya
lagi–seperti yang ia katakan. Tiba-tiba, sebelum aku ikut melangkah pergi ke
arah yang berlawanan, terpikir akan satu hal yang masih harus kusampaikan
kepadanya.
“Oi, harusnya kau banyak-banyak bersyukur,
tahu?”
Dia berhenti.
“Irvin menyuruhmu mengganti pedang
dan mengisi gas waktu itu. Karenanya kau tidak ikut terbunuh seperti
teman-teman seregumu–ah, maaf, bukan maksudku bersuka cita karena kematian
mereka. Kau tahu, aku juga ikut bersedih kehilangan mereka,”
Tangannya bergeser, seperti hendak
mengambil pedang untuk yang kedua kalinya untuk menyabet mulutku agar diam.
“Maaf, Levi, aku berbicara lagi. Tapi
menurutku, belum ada satu pun prajurit yang setara persis dengan kekuatan dan
kecepatanmu. Mungkin dengan jumlah pengalamanmu, juga, setelah semua ini. Akan
menjadi kegagalan terbesar dalam sejarah jika kau, seorang prajurit terkuat
dalam memperjuangkan kebebasan manusia, mati di pertengahan ekspedisi,”
Aku hanya melihatnya tidak berkutik
lagi setelahnya.
“Yah, kalau begitu, aku akan kembali
ke tempat Irvin. Selamat sore,” ucapku mengakhiri percakapan panjang ini, lalu
berbalik dan menuju ruang rapat. Sebelum kusempatkan melirik ke arah belakang,
melihat ia masih diam dengan punggung sedikit bergetar, tapi kemudian mulai
melangkah pergi.
Aku mengukirkan senyum sedih.
Kau tahu, Levi. Perjuangan kita masih membutuhkan banyak pengorbanan
untuk mencapai tujuannya. Aku yakin.
TAMAT
A/N
Semoga kalian menyukai fanfic yang inspirasi serta garis besarnya Miichan buat di tengah-tengah keributan kelas ' - ') Miichan menunggu review kalian! Dan Miichan lebih menghargai kalian yang memberikan bash atau flame (nyesek sih sebenarnya, kalau ada) daripada hanya menjadi silent reader ^3^
Jyaa mata nee~!
aku suka snk. lanjutin aja mbak...
BalasHapusSiap (^^)
HapusTerima kasih untuk kunjungan dan komentarnya (^^)
wah aku suka bgt kak,,, bikinin fanfic SnK yg lain y kak
BalasHapus(*psst* tapi rivetra ya kak please....)
Terima kasih banyak ^^
HapusDitunggu saja, ya ^^
Aku baca di tahun 2020 dan suka banget sana fanficnya. Sankyuu Mii-san❤
BalasHapusWaah, terima kasih kembali untuk kunjungan dan komentarnya ^^ ❤❤
Hapus